PayPal menerima Aset Kripto memiliki dampak terbatas pada pasar, mengikuti fundamental dan kebijakan moneter lebih penting

Baru-baru ini, sebuah perusahaan pembayaran terkemuka mengumumkan bahwa mereka memungkinkan pelanggan untuk membeli, menjual, dan memiliki Bitcoin dan aset kripto lainnya melalui platform mereka, serta akan mendukung penggunaan aset kripto untuk berbelanja di jaringan mereka. Berita ini menyebabkan harga Bitcoin melonjak tajam.

Namun, satu peristiwa seringkali hanya akan menyebabkan fluktuasi pasar jangka pendek. Untuk menganalisis dampak jangka menengah dan panjang, kita seharusnya lebih memperhatikan faktor-faktor di tingkat dasar dan kebijakan moneter.

Tahun ini, dunia terkena dampak pandemi COVID-19. Untuk mengatasi krisis likuiditas dan mendorong perekonomian, Federal Reserve telah menyuntikkan likuiditas dolar AS ke dalam pasar dalam jumlah besar, yang menyebabkan volatilitas yang tajam di pasar keuangan global, termasuk Aset Kripto.

Setelah runtuhnya sistem Bretton Woods, meskipun dolar AS terpisah dari emas, namun karena posisinya yang dominan dalam perdagangan internasional dan cadangan devisa, ia masih menjalankan fungsi sebagai mata uang dunia. Oleh karena itu, kebijakan moneter penting dari Federal Reserve biasanya memiliki arti indikator bagi pasar keuangan global.

Pada bulan Maret tahun ini, untuk mengatasi resesi ekonomi yang disebabkan oleh pandemi, Federal Reserve mengambil serangkaian langkah pelonggaran yang sangat agresif. Sejak awal Maret, ukuran neraca Federal Reserve dengan cepat berkembang. Menurut data resmi, pada 4 Maret total ukuran neraca Federal Reserve adalah 4,24 triliun dolar AS, dan pada 10 Juni telah mencapai hampir 7,17 triliun dolar AS, meningkat 69% dalam waktu singkat tiga bulan, yang setara dengan hampir 3 triliun dolar AS likuiditas yang ditambahkan secara nominal di pasar.

Seiring dengan ekspansi neraca keuangan Federal Reserve, indeks dolar mengalami penurunan yang signifikan, dari sekitar 103 pada puncaknya di bulan Maret menjadi sekitar 93 saat ini. Penurunan nilai dolar berarti mata uang lain menguat terhadap dolar, di mana yuan menunjukkan kekuatan yang khusus. Nilai tukar stablecoin USDT yang terikat dengan dolar terhadap yuan juga turun dari sekitar 7.1 pada bulan Maret menjadi sekitar 6.6 pada 21 Oktober.

Setelah Federal Reserve menyuntikkan likuiditas, harga berbagai aset keuangan mengalami dampak yang signifikan. Pada awal tahun, saat wabah COVID-19 mulai terjadi, krisis likuiditas akibat kepanikan pasar menyebabkan penurunan tajam pada saham AS dan aset aman seperti emas. Namun, setelah Federal Reserve mulai memperluas neraca pada bulan Maret, harga emas dan saham AS rebound secara signifikan, dengan harga emas sempat menembus titik tertinggi sejarah di 2000 dolar AS/ons.

Pergerakan harga Bitcoin sangat terkait dengan emas dan pasar saham AS. Melalui perhitungan, sejak 3 Maret 2020, koefisien korelasi harga Bitcoin dengan emas dan indeks S&P 500 masing-masing mencapai 0,92 dan 0,88, hampir bergerak naik turun secara bersamaan. Selama periode yang sama, koefisien korelasi indeks S&P 500, emas, dan Bitcoin dengan ukuran neraca Federal Reserve semua melebihi 0,6, data menunjukkan bahwa kenaikan aset keuangan global kali ini sangat terkait dengan kebijakan moneter yang sangat longgar dari Federal Reserve.

Dalam kondisi yang stabil di pasar modal, fluktuasi harga berbagai aset seharusnya terutama didorong oleh fundamental. Namun, situasi tahun ini adalah adanya penyimpangan yang jelas antara fundamental dan harga, terutama di pasar saham. Penurunan ekonomi global dan menurunnya profitabilitas perusahaan, sementara harga saham terus meningkat. Harga emas dan Aset Kripto juga terus meroket di bawah dorongan modal.

Meskipun pasar mata uang digital juga memiliki beberapa peristiwa menarik tahun ini seperti kemajuan Ethereum 2.0, peluncuran Polkadot, dan gelombang DeFi, yang dapat memberikan beberapa penjelasan fundamental untuk kenaikan ini. Namun, dari perspektif dana, tampaknya efek sinkronisasi Bitcoin pada kenaikan kali ini dengan aset keuangan utama global adalah faktor yang lebih utama.

Kenaikan yang didorong oleh dana pasti akan kembali ke fundamental ketika dana surut. Saat ini, hal yang paling diperhatikan pasar adalah kapan pelonggaran ini akan berakhir. Menurut pernyataan kebijakan moneter terbaru Federal Reserve pada 27 Agustus, target inflasi disesuaikan dari 2% menjadi rata-rata 2%, dan tidak ada batas waktu yang jelas untuk rata-rata tersebut. Ini menunjukkan bahwa Federal Reserve dapat mentolerir inflasi yang melebihi 2% untuk sementara waktu guna merangsang ekonomi dan lapangan kerja, memberikan dasar kebijakan untuk pelonggaran lebih lanjut.

Dua tujuan kebijakan utama Federal Reserve adalah menurunkan tingkat pengangguran dan mengendalikan inflasi. Kini melonggarkan pembatasan terhadap inflasi berarti perhatian lebih perlu diberikan pada kondisi pasar kerja di masa depan. Berdasarkan perkembangan pandemi global saat ini dan pemulihan ekonomi AS, kebijakan pelonggaran Federal Reserve mungkin akan terus berlanjut untuk beberapa waktu.

Perlu dicatat bahwa di bawah kebijakan stimulus ini, dana di rekening Departemen Keuangan AS telah mencapai 1,8 triliun dolar. Cara dan waktu penggunaan dana ini di masa depan juga patut diikuti.

Bagi investor, sering kali memegang aset dalam jangka panjang dapat memaksimalkan hasil investasi, asalkan tidak ada perubahan mendasar dalam fundamental aset.